Mobil Ayla mengincar orang dengan pengeluaran Rp5-7 juta per bulan.
Menurut Rio Sanggau, Head Domestic Marketing
Astra Daihatsu Motor, saat ini sebagian konsumen masih terbagi, ada
yang memilih batal atau tetap menahan uangnya dan menunggu Ayla.
"Nah,
nanti kami akan mendata ulang penginden Ayla yang ada di seluruh
Indonesia, dan mereka akan kami prioritaskan untuk dapat lebih cepat,"
katanya.
Rio
menjelaskan, mobil murah Ayla akan mengincar orang dengan pengeluaran
Rp5-7 juta per bulan. Kata dia, orang dengan pengeluaran itu banyak di
Indonesia. Jumlahnya sekitar 6 juta orang.
"Jadi nggak harus incar kalangan dari pengguna motor saja. Konsumennya lebih beragam untuk mobil murah Ayla," katanya.
Diketahui, terbitnya aturan mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC) di Indonesia tidak lantas membuat para produsen mobil di Indonesia langsung tancap gas menjual produknya.
Sebab, aturan
itu dianggap masih buram hingga ada juklak (petunjuk pelaksanaan) yang
akan dikeluarkan pemerintah dalam beberapa waktu ke depan.
Setelah ada
juklak, nantinya pemerintah akan melakukan audit siapa saja yang
berharap ikut LCGC, apakah model yang disodorkan sesuai dengan
persyaratannya. Selain itu, menyepakati mengenai harga dari mobil murah.
Daihatsu
berharap, juklak mobil murah dan ramah lingkungan tidak berbeda jauh
dengan mobil Ayla yang sudah mereka gembar-gemborkan.
Daihatsu Ayla akan dilepas dalam tiga varian, tipe D (terendah), M, dan X (tertinggi). Pada tipe D, Ayla hadir tanpa CD player, velg alloy, AC, airbag, power steering, power window,
dan spion elektrik. Rencananya, tipe ini akan dibanderol sekitar Rp75
jutaan. Untuk tipe M dan X telah dilengkapi transmisi manual dan
otomatis.
Ayla
diproduksi di pabrik Daihatsu yang berdiri di Karawang, Jawa Barat
seluas 94 hektare. Kapasitas produksi pabrik itu mencapai 120.000 unit
per tahun, dengan rincian Ayla 3.000 unit dan Agya 6.000 unit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar