Melalui artikel sederhana ini, saya ingin mengajak semua teman-teman
untuk berkendara dengan aman, mengutamakan keselamatan baik untuk diri
sendiri maupun untuk orang disekitar kita. Sudah banyak contoh kejadian
kecelakaan yang menyalahkan fungsi rem, dikatakan “REM BLONG!”, padahal
sebenarnya rem bekerja dalam kondisi sangat baik, namun cara kita ngeREM
yang salah, membuat kendaraan tidak dapat berhenti bahkan tidak dapat
dikendalikan.
Semua sepakat, bahwa fungsi Rem pada kendaraan (mobil, motor, sepeda,
becak, bajaj, dsb) adalah untuk memperlambat dan memberhentikan
kendaraan. Perangkat rem menjadi demikian penting dalam semua kendaraan.
Namun ternyata rem bisa tidak berfungsi sebagaimana mestinya apabila
kita tidak benar pengoperasiannya sehingga terjadi kecelakaan. Bahkan
pembalap kelas dunia pun mengakui bahwa ngeREM adalah hal yang sulit
dalam mengemudi, dan perlu latihan khusus. Membuat agar berhenti atau
memperlambat kendaraannya yang sedang berjalan sangat kencang dengan
aman dan tidak membahayakan dirinya dan orang lain.
GRIP RODA SANGAT PENTING
Pijakan dan daya cengkram roda/ban terhadap jalan/aspal sangat
penting. Dengan adanya grip atau dengan kata lain ban menapak sempurna
dengan jalan/aspal maka kendaraan dapat dikendalikan dengan baik.
Sebaliknya, apabila jalan licin atau ban kondisi tidak bagus sehingga
mengurangi daya cengkram terhadap jalan/aspal, membuat kendaraan sulit
dikendalikan atau tergelincir atau sering disebut “Selip”.
Pada saat kendaraan sedang meluncur, kemudian ban mengunci hingga
diam/berhenti berputar akibat dari kita menginjak penuh pedal rem, hal
ini membuat hilangnya grip / daya cengkram ban terhadap jalan/aspal.
Sekalipun kita membelokkan steer dengan maksud menghindar dari tabrakan
akan tidak berarti apa-apa, sebab kendaraan tetap akan melaju lurus
kedepan akibat hilangnya grip tadi.
Untuk itu kita perlu tetap menjaga agar ban semaksimal mungkin
mendapatkan grip terhadap jalan/aspal. Caranya: pada saat kita injak
pedal rem dan ban terdengar berdecit mengunci, segera kendurkan injakan
pedal rem untuk mendapatkan kembali grip, kemudian ulangi injak pedal
rem hingga kendaraan berhenti tanpa terjadi selip.
TEKNOLOGI ABS (Anti-lock Braking System)
Teknologi Rem pada kendaraan pun terus dikembangkan hingga
mempermudah pengemudi mengoperasikannya dan dapat tetap konsentrasi
penuh untuk menghindar dari kecelakaan yang tidak diinginkan terjadi
(saat kondisi panik/rem mendadak).
Setiap roda dipasang sensor dan pulser untuk dikontrol oleh komputer
ABS (Control module). Dan perangkat rem pada setiap roda juga dikontrol
oleh komputer ABS.
Saat terjadi pengereman, ketika ban terdeteksi tidak berputar atau selip, maka komputer akan membuat perangkat rem pada ban tersebut membuka agar ban kembali berputar untuk mendapatkan grip, dan proses rem dilanjutkan.
Saat terjadi pengereman, ketika ban terdeteksi tidak berputar atau selip, maka komputer akan membuat perangkat rem pada ban tersebut membuka agar ban kembali berputar untuk mendapatkan grip, dan proses rem dilanjutkan.
Proses ini cukup cepat, sehingga terasa seperti pulsa/getaran yang
dapat dirasakan pada pedal rem saat kita menginjak pedal tersebut.
Keras atau halusnya pulsa/getaran pada pedal berbeda tiap mobil, berkaitan dengan teknologi dan kualitas ABS yang digunakan.
Biasanya mobil mahal akan semakin tidak terasa getaran/pulsa nya.
Keras atau halusnya pulsa/getaran pada pedal berbeda tiap mobil, berkaitan dengan teknologi dan kualitas ABS yang digunakan.
Biasanya mobil mahal akan semakin tidak terasa getaran/pulsa nya.
Rem ABS pada sepeda motor. terlihat Sensor ABS dan Gear Pulsernya (bergaris2)
Gambar di bawah memperlihatkan teknologi ABS sangat membantu
kendaraan untuk dapat menghindari dari kecelakaan saat melakukan
pengereman mendadak.
Untuk kendaraan yang belum menggunakan teknologi ABS, lebih sulit
untuk menghindari kecelakaan apabila teknik pengereman tidak benar.
BELAJAR ngeREM YUK…
Kendaraan kita belum dilengkapi teknologi ABS? Yuk kita sama-sama
belajar bagaimana mengoperasikan Rem dengan benar, sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya kecelakaan.
1. INJAK PENUH ?
Cara pengereman ini paling sering dilakukan, dan umumnya karena
berpikir bahwa REM adalah untuk membuat kendaraan berhenti, jadi perlu
diinjak sekeras-kerasnya saat rem mendadak agar dapat berhenti. HINDARI CARA SEPERTI INI !!!
Cara pengereman mendadak dengan menginjak penuh pedal rem, umumnya
membuat ban mengunci sehingga ban kehilangan grip, kendaraan akan terus
meluncur dan sangat sulit untuk dikendalikan. INI SANGAT BERBAHAYA! BERLATIH UNTUK TIDAK MELAKUKANNYA !!!
Gambar di bawah memperlihatkan jarak pengereman yang sangat panjang akibat ban kehilangan grip terhadap jalan/aspal:
2. PULSE BRAKING
Supaya ban mendapatkan grip saat melakukan rem mendadak, kita dapat
melakukannya dengan menginjak-lepas-injak-lepas-injak-lepas pedal rem
sedalam-dalamnya dengan cepat. Sebenarnya ini mirip yang dilakukan oleh
teknologi ABS.
Dengan teknik Pulse ini jarak pengereman kendaraan menjadi lebih pendek, dan kendaraan dapat sambil dikendalikan arahnya.
Dengan teknik Pulse ini jarak pengereman kendaraan menjadi lebih pendek, dan kendaraan dapat sambil dikendalikan arahnya.
Jadi saat melakukan Pulse Braking ini, kita dapat membelokkan
kendaraan untuk menghindar dari tabrakan dengan yang di depan kita.
Gambar di bawah memperlihatkan jarak pengereman yang jauh lebih pendek ketimbang cara yang salah (no.1) di atas.
3. THRESHOLD
Cara ini mirip seperti nomor 1, tetapi pedal ditekan hingga hampir
habis (titik kritis) sesaat sebelum ban terkunci, terus ditekan hingga
kendaraan benar-benar berhenti.
Ternyata cara ini dapat memperpendek jarak pengereman, lebih pendek
dari cara Pulse Braking di atas. Namun cara ini memerlukan latihan agar
dapat benar-benar mengenali karakter dari rem kendaraan tersebut. Setiap
kendaraan memiliki karakter perangkat rem yang berbeda-beda.
Pada gambar di bawah memperlihatkan jarak pengereman yang cukup pendek.
4. DENGAN ABS
Untuk kendaraan yang sudah menggunakan teknologi ABS, maka cara
pengereman yang benar adalah saat melakukan Rem mendadak, injaklah penuh
pedal rem secara cepat dan kuat, tetap tahan pedal tersebut hingga
kendaraan berhenti.
Akan terasa pulsa/getaran pada pedal, itu normal, dan mendandakan fungsi ABS sedang bekerja mengatur pengereman di tiap roda.
Yang sering terjadi, banyak orang yang malah melepas injakan pedal
rem tersebut dikarenakan kaget ada getaran pada pedal rem tersebut,
sehingga kecelakaan pun terjadi karena kendaraan akhirnya terus
meluncur.
Gambar di bawah memperlihatkan jarak pengereman ABS sangat baik.
Catatan:
- Kita perlu meluangkan waktu untuk berlatih mengenal karakter kendaraan yang kita gunakan. Cari area kosong yang cukup luas untuk berlatih ngeRem yang benar hingga kita benar-benar mengenal karakter kendaraan tersebut. Berapa jarak pengereman efektif dari kendaraan tersebut.
- Dengan mengenal karakter kendaraan, kita dapat menjadi lebih berhati-hati saat berkendara. Tidak memaksakan diri diluar batas kemampuan kendaraan tersebut.
- Teknik Threshold juga dapat diterapkan pada kendaraan dengan rem ABS.
- Jika dilakukan dengan baik, jarak pengeremannya dengan teknik threshold dapat lebih pendek dibanding dengan ABS.
- Perhatikan juga kendaraan di belakang kita saat akan melakukan pengereman mendadak, usahakan untuk dapat menghindar dari tabrakan beruntun.
- Jika memungkinkan, ikuti kursus/pelatihan berkendara aman (Defensive Driving Course), untuk mendapatkan teori dan praktek yang lebih mendalam.